Parlemen

DPRD Pertanyakan Kualitas Pendidikan SMK Bina Profesi Pekanbaru

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - DPRD Pekanbaru mempertanyakan kesungguhan pihak Yayasan Bina Profesi yang menangani sebuah sekolah bernama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bina Profesi. Pasalnya sekolah tersebut tiap tahun peserta didiknya terus merosot hingga membebani siswa dengan SPP yang mahal.
 
Berdasarkan data yang diterima, SMK Bina Profesi ini dari kelas 1 hingga kelas 3 berjumlah 75 orang.
 
Dengan rincian, kelas 1 berjumlah 16 orang, kemudian kelas 2 berjumlah 3 kelas kejuruan masing-masing Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 10 orang, Usaha Perjalanan Wisata (UPW) 6 orang dan kelas Akuntasi 6 orang.
 
Dan untuk kelas 3, dengan rincian Akuntasi 15 orang, TKJ 11 orang UPW 6 orang.
 
Setiap murid dibebankan SPP perbulan Rp370 ribu rupiah, sementara gaji guru cuma Rp.1,4 juta dengan tenaga pengajar 14 orang.
 
Dengan kondisi tersebut, menurut Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Jhon Romi Sinaga, pihak yayasan diminta untuk melakukan evaluasi kembali menjalankan operasional sekolah itu. Karena kata Romi begitu ia akrab disapa kebutuhan operasional sekolah akan berefek terhadap peserta didik yang akan dibebankan biaya berupa SPP.
 
Tidak hanya itu, terang Romi lagi, dirinya mengkhawatirkan kualitas anak didik juga akan berpengaruh terhadap ketersediannya fasilitas pendidikan.
 
"Jangan karena hanya mengejar keuntungan bisnis akhirnya anak didik menjadi korban" kata Romi Selasa (2/4/2019).
 
Ia juga menyarankan agar Dinas Pendidikan untuk lebih selektif dalam menerbitkan izin-izin lembaga pendidikan agar dunia pendidikan di Kota Bertuah benar-benar berkualitas, dan juga anak didik yang dihasilkan berkualitas.
 
Sementara itu, pemilik yayasan Shofrudin saat di konfirmasi terkait SMK Bina Profesi tersebut menyatakan tidak tahu hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Pekanbaru.
 
"Dari mana tahu?" tulis Shofrudin saat ditanyakan apakah benar yayasan pendidikan yang ia pimpin dipanggil pihak DPRD Pekanbaru.
 
"Nggak tau saya karena kemarin yang dipanggil kalo nggak salah Kepsek (Kepala Sekolah. Red)," tulis dia lagi. Dia juga mengaku bukan kepala sekolah SMK Bina Profesi. Berdasarkan penelusuran Shofrudin ini kepala sekolah di sebuah sekolah lainnya.
 
Reporter Nurul Hadi
Editor Arif Wahyudi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar