Daerah

'Kodok’s Melonchat' Inovasi RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang

GAGASANRIAU.COM, PULAU KIJANG - Untuk menghindari penularan Corona Virus Disease 2019, RSUD Tengku Sulung, Kecamatan Pulau Kijang, Kabupaten Indragiri Hilir wujudkan Inovasi Konsultasi Dokter Spesialis Melalui Telepon dan Chat (Kodok’s Melonchat).

Inovasi layanan konsultasi kesehatan online tersebut memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, yaitu memberikan pelayanan digital melalui telepon seluler untuk konsultasi masalah kesehatan kepada dokter spesialis.

"Masyarakat dapat berkonsultasi langsung melalui operator yang ada di rumah sakit, sehingga dokter dan masyarakat tidak harus kontak langsung untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, hal ini sangat sejalan dengan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19," terang dr. H. Iswandi Direktur RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang.

Dipaparkannya, saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan yang mengharuskan sumber daya manusia beradaptasi dengan situasi pandemi COVID-19, belum tahu kapan pandemi ini berakhir, sehingga Negara harus bersiap dengan keseimbangan baru pada kehidupan masyarakatnya. 

Maka dari itu, sebutnya, aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi harus berjalan beriringan dan saling mendukung agar tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu berbagai kebijakan percepatan penanganan COVID-19 harus tetap mendukung keberlangsungan perekonomian dan aspek sosial masyarakat. 

Rumah sakit dan fasilitas umum merupakan area dimana masyarakat melakukan aktifitas kehidupan sosial dan berkegiatan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan.
Risiko pergerakan orang dan berkumpulnya masyarakat pada rumah sakit dan fasilitas umum, memiliki potensi penularan COVID-19 yang cukup besar. 

"Agar pelayanan kesehatan tetap dapat berjalan optimal, maka perlu dilakukan mitigasi dampak pandemi COVID-19 khususnya di rumah sakit dan fasilitas umum," sambungnya.

Masyarakat dituntut agar memperhatikan protokol kesehatan yang meliputi upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di rumah sakit dan fasilitas umum dengan memperhatikan aspek perlindungan kesehatan individu dan titik-titik kritis dalam perlindungan kesehatan masyarakat.

Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru/cluster pada tempat-tempat dimana terjadinya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang. 

Masyarakat harus dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi COVID-19 dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat serta memberdayakan semua sumber daya yang ada. 

"Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan COVID-19 (risiko tertular dan menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan," harapnya. 

Substansi protokol kesehatan pada masyarakat harus memperhatikan titik kritis dalam penularan COVID-19 yang meliputi jenis dan karakteristik kegiatan/aktivitas, besarnya kegiatan, lokasi kegiatan (outdor/indoor), lamanya kegiatan, jumlah orang yang terlibat, kelompok rentan seperti ibu hamil, balita, anak-anak, lansia, dan penderita komorbid, atau penyandang disabilitas yang terlibat dan lain sebagainya. 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar