Pendidikan

Mahasiswa Kukerta UNRI Gencarkan Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Desa Terantang

Saat mahasiswa penyerahan Lukisan Rumah Lontiak kepada kepala Desa Terantang, M Yanis, dan disaksikan oleh seluruh perangkat desa pada Rabu (10/8/2022).

GAGASANRIAU.COM, KAMPAR - Demi menumbuhkan kesadaran masyarakat Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau (UNRI) melakukan berbagai sosialisasi yang berkaitan dengan pengelolaan sampah.

Ketua kelompok Kukerta UNRI, Sulaiman Akbar menjelaskan, terdapat tiga topik kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Desa Terantang ini, yakni sosialisasi mengenai pengenalan ecobrick, pemanfaatan barang bekas menjadi kerajinan, dan pengenalan Maggot BSF. 

"Terdapat beberapa strategi yang dilakukan untuk setiap topik kegiatan yang dirancang oleh kesepuluh anggota kelompok dalam sosialisasi pengelolaan sampah," kata Ketua Kukerta, Sulaiman Akbar, Minggu (11/9).

Pertama, pengenalan ecobrick, merupakan botol plastik yang diisi padat dengan limbah non biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Strategi yang dilakukan mahasiswa tersebut adalah dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi di SDN 014 Terantang pada Kamis (28/7/2022) lalu. 

"Adapun kegiatan sosialisasi yang dilakukan yaitu edukasi mengenai sampah dan melakukan perlombaan antar kelas untuk menciptakan ecobrick dari limbah sampah plastik yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pot bunga dan blok-blok taman," terangnya.

Kedua, pemanfaatan barang bekas menjadi kerajinan tangan. Mahasiswa melakukan sosialisasi dengan mengajak seluruh anak-anak Desa Terantang di sekitar rumah posko yang terletak di Dusun Pantai Pulau, Sabtu (6/8/2022) lalu. Ada berbagai kerajinan yang diciptakan, salah satunya adalah kerajinan bunga hias yang terbuat dari papan telur. 

Selain melakukan sosialisasi bersama anak-anak, Mahasiswa ini juga memberikan kenang-kenangan kepada Desa Terantang berupa lukisan Rumah Lontiak yang terbuat dari limbah sampah plastik. Lukisan tersebut merupakan wujud bentuk nyata mahasiswa ini dalam mengolah sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat. 

Lukisan ini juga sebagai penanda bahwa tim mahasiswa telah bekerja keras meningkatkan kualitas desa dan sebagai salah satu jejak yang akan dikenang oleh masyarakat desa. Lukisan Rumah Lontiak diserahkan langsung kepada kepala Desa Terantang, M Yanis, dan disaksikan oleh seluruh perangkat desa pada Rabu (10/8/2022) lalu.  

Ketiga, sosialisasi Maggot BSF (Black Soldier Fly) merupakan ulat yang dapat mengurangi volume sampah yang ada di masyarakat. Selain dapat menumbuhkan ekonomi baru bagi masyarakat, pembudidayaan Maggot BSF ini juga dapat mengurangi limbah tandan sawit yang menjadi salah satu permasalahan di Desa Terantang. 

"Limbah tandan sawit dapat menjadi pakan maggot yang dapat dengan mudah ditemukan di peron sawit maupun di sisi-sisi kebun sawit desa tersebut. Sisi positif lainnya, Maggot juga memiliki kandungan protein yang sangat tinggi, sehingga maggot dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pakan hewan ternak," terangnya.

Mahasiswa ini melakukan sosialisasi dengan mengunjungi langsung rumah-rumah masyarakat sekitar untuk memberikan maggot serta memberikan edukasi mengenai manfaat maggot sebagai solusi pengelolaan limbah dan penunjang ekonomi masyarakat. 

Selain melakukan edukasi, pihaknya juga menyampaikan salam pamit kepada masyarakat karna telah menyelesaikan kegiatan program kerja di Desa Terantang selama 40 hari.

“Alhamdulillah kami telah menyelesaikan kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah ini sesuai dengan rencana dan respon masyarakat sangat positif ketika mengikuti sosialisasi yang kami adakan," ujarnya.

Dikatakannya lagi, pihaknya berharap agar beberapa kegiatan sosialisasi dilakukan ini dapat memberikan pencerahan dan motivasi kepada masyarakat Desa Terantang, dan diharapkan kegiatan ini dapat berdampak baik bagi lingkungan dan perekonomian masyarakat.

Penulis: Santi Sari Dewi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar