Pendidikan

Doa Istri untuk Kelulusan UKW Madya Ku

Suasana mengikuti Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) Tingkat Madya di Hotel Grend Central Kota Pekanbaru, Jumat (12/7/2024). (Dok. Bukamata/DaudMnur)

FEATURE - Pagi itu, Kamis 11 Juli 2024, istriku membangunkanku untuk mandi sebentar dan sarapan sambil mempersiapkan keberangkatanku mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Pekanbaru.

Karena merasa ngantuk dan kedinginan pagi itu, aku memaksakan diri untuk bangun dari tidurku di kamar kontrakan tempat aku dan istriku tercinta berteduh. Bruus, air membasahi tubuhku.

Selesai mandi, aku sarapan yang disajikan oleh istriku, hidangan ikan teri 'bola utama' alias sambal goring ikan tri yang dicampur kacang.

Sesaat setelah sarapan, teman saya bernama Yetno, seorang jurnalis yang bekerja di surat kabar MX, tiba di rumah untuk mengajaknya berangkat ke Pekanbaru untuk mengikuti UKW.

Aku bergegas mengangkat ranselku ke dalam mobil. Istriku menghampiriku dan menyapaku sambil berkata “hati-hati di jalan ya bang. Adek doakan semoga abang lulus UKW".

"Iya de. Abang berangkat ya. Assalamualaikum". “Walaikumsalam” jawab istriku.

Kami berlima mengikuti UKW termasuk saya sendiri. Dalam perjalanan kami berbagi ilmu tentang Jurnalistik yang akan diujikan besok tanggal 12 Juli 2024.

“Hafalkan saja KEJ, UU Pers, UU KIP, UU PPRA, dan UU ITE, Insya Allah lolos, ” kata Adi yang merupakan senior di PWI Inhil. Beliau juga pernah mengikuti UKW tingkat Utama.

Pada tanggal 12 Juli 2024, seluruh peserta berkumpul di salah satu hotel di Kota Bertuah untuk mengikuti UKW, mulai dari tingkat Muda, Madya, dan Utama. Perasaan khawatir bercampur gugup bersatu menghadapi penguji.

Pada sesi pertama, kami berkenalan dengan seorang penguji bernama Eka Putra. “Perkenalkan nama saya Eka Putra, saya penguji di kelas ini” ucapnya dengan wajah tegas.

Saya memperhatikan setiap penjelasan dari Pak Eka Putra. Setelah itu lembar soal mulai dibagikan. Isikan jawaban dengan durasi yang ditentukan oleh penguji.

Dinginnya AC menusuk kulitku dan terasa menusuk hingga ke tulang, ditambah lagi otakku mulai terasa berasap. Bagaimana tidak, pertanyaan yang diberikan cukup rumit.

Namun dengan penuh keyakinan dan tekad serta mengingat doa istri tercinta, saya berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sebaik mungkin dan sesuai pengetahuan yang saya miliki.

Tak terasa waktu pengisian lembar jawaban sudah habis. Tiba-tiba terdengar suara Pak Eka Putra dari belakang " waktu sudah habis ". Silakan cetak dan kirim".

Mendengarkan penuturan penguji, saya merasa bingung karena masih ada satu soal lagi yang harus diselesaikan. Namun pertanyaan terakhir ini hanya bisa saya jawab dengan kemampuan terbaik saya.

Saat mengantarkan lembar jawaban, aku mengucapkan bismilahiramanirohim “semoga nilaiku bagus” gumamku dalam hati.

Sesi pertama selesai, kami diinstruksikan untuk menulis feature tentang suasana mengikuti UKW yang sedang berlangsung. Saya juga menulis dari awal keberangkatan saya hingga saya bergabung dengan UKW.

Penulis: DaudMNur (Editor magang di media Bukamata.co)
 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar