Daerah

Direktur PD Pembangunan Tuding Demonstran Sopir Oplet Rugikan Pihaknya

Gagasanriau.com Pekanbaru-Direktur Perusahaan Daerah Pembangunan (PD Pembangunan) pengelolaan Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) menuding demonstrasi yang dilakukan puluhan sopir angkot beberapa waktu lalu telah mendatangkan kerugian bahkan sebanyak 6.000 penumpang sempat terlantar.

"Jelas ini sangat merugikan karena demonstran juga memberhentikan secara paksa sejumlah bus TMP," kata Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan yang mengelola TMP, Heri Susanto kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.

Puluhan pengunjuk rasa dari kalangan sopir angkutan umum pada Jumat (21/11) menggelar aksi unjuk rasa menuntut penyetaraan tarif penumpang oleh pengelola TMP yang sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah, masih memakai harga lama.

Saat itu para sopir angkutan umum baik oplet maupun bus telah menaikan ongkos penumpang menjadi Rp4.000 per orang, sementara TMP masih memberlakukan tarif lama yakni Rp3.000 per penumpang.

Para pengunjuk rasa mewujudkan kekesalan mereka dengan memberhentikan secara paksa sejumlah Bus TMP yang melintas di wilayah aksi tepatnya di sepanjang 800 meter di Jalan Sudirman, depan Kantor Wali Kota Pekanbaru.

"Saat ini per harinya, jumlah penumpang TMP mencapai 12 ribu, paling banyak di waktu pagi dan siang hari," kata Heri Susanto.

Dia mengatakan, dengan aksi pemberhentian paksa oleh para pengunjuk rasa tersebut, diperkirakan ada sebanyak 6.000 penumpang yang telantar setelah dipaksa turun di tengah jalan.

"Aksi kemarin itu sangat merugikan masyarakat. Anak-anak pulang sekolah menjadi terlambat sampai ke rumah. Pekerja juga terlambat sampai ke rumah," katanya.

Demonstrasi sopir angkot tersebut terpantau juga sempat mengakibatkan kemacetan panjang di satu arah Jalan Sudirman menuju pusat kota.

Puluhan aparat kepolisian mencoba mengatur lalu lintas kendaraan, sementara demonstran tetap melakukan aksinya dengan memberhentikan secara paksa seluruh Bus TMP yang melintas.

Aksi puluhan sopir angkutan umum dalam kota itu merupakan yang kedua setelah pada Selasa (19/10) kelompok ini juga sempat menggelar demonstrasi menuntut hal sama.

Arif Wahyudi sumber antara


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar