Daerah

Imbas Pencabutan Subsidi BBM, Harga Sembako Di Pekanbaru Naik 10 Persen

Gagasanriau.com Pekanbaru-Dampak pencabutan subsidi rakyat untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai mengalami imbas dengan terdatanya pergerakan kenaikkan harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) hingga 10 persen.

Seperti yang dinyatakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru. Disperindag Kota Pekanbaru menyebutkan, terjadi kenaikan terhadap harga sembilan bahan pokok (sembako) di daerah itu sebesar 10 persen sebagai dampak dari naiknya bahan bakar minyak bersubsidi pekan lalu.

"Sampai hari ini memang terjadi kenaikan, tetapi tidak terlalu signifikan berkisar antara 5 sampai 10 persen untuk berbagai komoditi terutama sembako," terang Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Mas Irba H Sulaiman di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11/2014).

Menurut dia, beberapa komoditi diantaranya seperti beras, minyak goreng, gula pasir dan tepung terigu yang melonjak naik, tapi masih dianggap wajar karena tidak terlalu tajam kenaikannya.

Dalam sepekan terakhir secara intensif, pihaknya terus memantau kenaikan harga beberapa komoditi terutama sembako di beberapa pasar tradisional karena beberapa daerah yang merupakan sentra-sentra produksi mengalami panen yang tidak merata.

"Untuk sayuran yang berasal dari Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara mengalami hambatan pasokan dari daerah itu sebagai dampak dari meletusnya Gunung Sinabung. Kemudian hujan merata di Sumatera Barat telah menyebabkan longsor dan memutuskan Jalan Lintas Riau-Sumbar," ucapnya.

Dia mengakui, memang komoditas cabai merah mengalami sempat mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi. Tapi kenaikan tersebut bukan semata-mata karena kenaikan harga bahan bakar minyak, tetapi akibat persediaan yang menipis.

"Transportasi Riau-Sumbar sempat terputus dan tidak lancar. Karena itu, lonjakan harga cabai merah diperkirakan terjadi hanya sementara. Setelah transportasi normal, maka pasokan akan cukup sehingga harga cabai akan kembali normal," paparnya, menjelaskan.

Upik (50), salah seorang warga Pekanbaru mengatakan para pedagang yang berjualan di Pasar Arengka mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan alasan akibat kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi pekan lalu.

"Diambilnya sayuran dari kebun, lalu dijual pedagang dengan harga Rp4.000 dari sebelumnya cuma Rp1.000 satu ikat. Kemudian dibilangnya karena BBM naik, padahal pasokan yang tidak lancar akibat Jalan Lintas Riau-Sumbar yang terputus karena longsor," ucapnya.

Pekan lalu, pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter, sehingga harga premium yang semula Rp6.500 menjadi Rp8.500 dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp7.500.

Pengumuman dilakukan oleh Joko Widodo dengan pemberlakuan mulai Selasa, 18 November 2014, pukul 00.00 WIB secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.

Arif Wahyudi sumber antara


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar