Daerah

Terkait Aksi Tolak Cabut Subsidi BBM, Polisi Gebuk Mahasiswa Hingga Ke Dalam Mushala

Gagasanriau.com Pekanbaru-Aksi brutal pihak kepolisian dengan memukul mahasiswa hingga ke dalam Mushala dan bus mahasiswa karena para mahasiswa hendak menyampaikan pendapat dimuka umum yang dilindungi oleh undang-undang sudah melampui batas kewajaran dan menandakan polisi tidak lagi sebagai pelindung rakyat.

Demikian disampaikan oleh Mizan Musthofa Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko-HMI) Sumatera Raya kepada Gagasanriau.com Senin malam (25/11/2014) melalui surat elektronik saat melakukan aksi demonstrasi menolak pencabutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah Jokowi-JK Senin sore (25/11/2014)

Dijelaskan Mizan, saat itu massa aksi dari HMI MPO saat melakukan long march dari Sekretariat mereka menuju RRI untuk bergabung dengan massa Badan Eksekutif Mahasiswa Univeristas Riau (BEM-UNRI), "setiba disana sekitar jam 16.30 wib kemudian Marpaung pimpinan polisi dengan pasukannya mengatakan mantap sebanyak tiga kali dan langsung menemui massa aksi menanyakan surat izin aksi, dan dikatakan ada izin dan terjadi diskusi selama 3 menit"ungkap Mizan.

"Kemudian HMI MPO langsung bergabung dengan massa BEM Unri dan mereka (massa BEM-Unri) sempat menyampaikan orasinya, dari aparat langsung menanyakan dengan lantang kalian mau pulang atau tetap disini sebanyak 3 pertanyaan"ungkap Mizan lagi.

Dan menurut Mizan salah satu pimpinan dari kepolisian bernama Marpaung, sempat melakukan diskusi selama 5 menit namun karena pihak kepolisian enggan menerima keputusan mahasiswa Marpaung menarik pimpinan aksi dan memukul Ganjar Stiawan ( Ketua Cabang HMI MPO).

"Aksi brutal Marpaung sebagai pimpinan aparat saat itu diikuti anggota polisi dengan menggunakan pentungan dan memukul semua massa aksi secara membabi-buta"kata Mizan.

Dibeberkan Mizan karena aparat beringas, mahasiswa mundur sampai dalam Mushola tapi terus diserang aparat bahkan pemukulan sampai dalam Mushala terhadap massa aksi yang lagi sholat"tukasnya.

Dijelaskan oleh Mizan jumlah korban dari massa aksi sekitar 10 orang dengan mengalami luka di kepala, lebam di mata, hidung, Leher belakang, punggung, kaki, bahu dan atribut massa di rampas aparat.

"Tidak hanya itu bahkan pemukulan sampai kedalam bus yang disaksikan banyak massa aksi termasuk peserta aksi perempuan mengalami histeris dengan menjerit sembari mengatakan takbir. Pemukulan tidak hanya terhadap massa aksi tetapi motor dan bus menjadi sasaran amukan polisi"tukas Mizan.

Brury MP


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar