Daerah

Pasar Bebas Asean, Penjajahan Baru di Sektor Pangan

Gagasanriau.com Pekanbaru - Kalangan aktifis mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Bengkulu Fakultas Pertanian (Unib) menegaskan bahwa pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ini adalah salah satu bentuk penjajahan baru kekuatan modal asing ke Indonesia. Hingga produk asal luar dengan massif akan masuk bebas tanpa ada aturan yang memberikan perlindungan terhadap pelaku ekonomi lokal, dan ini juga akan memukul telak perekonomian bangsa.

Seperti dilansir oleh berdikarionline.com hal ini terungkap, setelah Badan Eksekutif Mahasiswa Pertanian Unib menggelar Seminar Daerah guna menyiapkan langkah-langkah antisipatif, . Bertempat di Ruang Rektorat, Seminar Daerah ini mengambil tema Ketahanan Pangan di Provinsi Bengkulu dalam Cengkraman MEA.

“Kalau melihat bagaimana kebijakan negara-negara ASEAN yang lain dalam mengelola potensi agraria mereka dengan cara pemerintah Indonesia mengelola potensi agrarianya, kita patut cemas,” kata Ketua Panitia, Septika Debora Sinaga, Selasa (26/5).

Beberapa fakta, lanjut Septika, bisa mencerminkan Indonesia belum terlalu siap untuk ikut tampil dalam MEA. Ia mengilustrasikan, akses kepemilikan lahan para petani di Jawa hanya berkisar 0,3 hektar per keluarga.

“Sementara pemerintah juga belum memiliki solusi yang kongkrit untuk menjawab kebutuhan modal bagi petani, infrastruktur pertanian kita juga masih rendah. Sehingga petani kerapkali gagal panen karena perbuahan cuaca ektrim,” tambahnya.

Selain itu, kata dia, BPS mencatat akibat tingginya impor pangan, lima juta keluarga tani hilang dalam 10 tahun terakhir. Hal ini berdampak pada indeks kebagiaan masyarakat desa terus merosot.

Ia berharap, sejumlah stakeholder di Provinsi Bengkulu diharapkan dapat melakukan terobosan-terobosan, khususnya dalam mengupayakan ketahanan pangan. Dengan demikian, pertanian di Bengkulu tidak digilas oleh raksasa-raksasa pertanian ASEAN lainnya seperti Vietnam dan Thailand.

“Hadir sebagai pemateri dalam acara ini diantaranya Badan Ketahanan Pangan Provinsi, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dekan Fakultas Pertanian, anggota Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia serta ratusan peserta dari berbagai jurusan,” pungkasnya.

Rudy Anton S Sumber Artikel: berdikarionline.com


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar