Daerah

Pekanbaru Belum Jadi Kota yang Nyaman, Dibutuhkan Walikota Yang Kreatif

Para peserta diskusi berfoto usai acara
Gagasanriau.com, PEKANBARU - Kalangan mahasiswa di Pekanbaru menilai kota ini belum menjadi kota yang nyaman dan menyenangkan bagi kelompok generasi muda. Hal ini karena tata kota yang buruk dan kaku serta minimnya fasilitas publik yang menunjang kreativitas masyarakatnya.
 
Hal ini diungkapkan sejumlah mahasiswa dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM), di aula Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) di Jalan Ahmad Dahlan Pekanbaru, Kamis (19/5).
 
Semula kegiatan ini merupakan diskusi interaktif yang mengundang sejumlah bakal calon Walikota Pekanbaru. Namun karena para narasumber mendadak membatalkan kehadirannya beberapa saat menjelang acara, maka dikusi yang bertajuk “Mencari Pemimpin Ideal untuk Pekanbaru Berkemajuan", dengan terpaksa panitia mengubah format diskusi tersebut.
 
Meski tanpa kehadiran para narasumber tersebut, acara diskusi yang dipandu Jurnalis Senior yang juga Dosen Komunikasi UMRI, Satria Utama Batubara, tetap berjalan dinamis. Para mahasiswa dengan antusias menyampaikan sejumlah pokok pemikiran mereka mengenai kriteria calon pemimpin Pekanbaru yang mereka idamkan.
 
Sekretaris IPM Kes-RI, Syamsidiq N, mengungkapkan pemimpin Pekanbaru yang akan datang haruslah orang yang memprioritaskan persoalan kesehatan. Selama ini, kata Syamsidiq, pelayanan kesehatan di Pekanbaru masih memiliki banyak kekurangan. "Secara fisik memang sarana kesehatan sudah bagus, puskesmas dan rumah sakit ada dimana-mana, tapi sayangnya pelayanannya masih belum maksimal. Kami sering mendengar keluhan tentang buruknya pelayanan tenaga kesehatan di Pekanbaru," ujarnya.
 
Dari sisi program pun, bidang kesehatan di Pekanbaru masih belum tepat sasaran dan sesuai skala prioritas. "Misalnya, saat ini hanya ada empat puskesmas yang melayani masalah Tuberclosis, sementara kasus TB di Pekanbaru tergolong tinggi," jelasnya.
 
Perhatian terhadap kesehatan juga harus meliputi masalah kebersihan lingkungan. Sayangnya, kata Syamsidiq, mengurus masalah sampah pun sampai hari ini pemerintah kota belum mampu, bagaimana masyarakatnya bisa nyaman," tegasnya.
 
Dari sisi keamanan, Kota Pekanbaru juga dinilai semakin mengkhawatirkan. Sri Pujiastuti, Mahasiswa UMRI, mengaku dirinya semakin khawatir melihat banyaknya kasus pembegalan dan perkosaan. "Sebagai wanita saya sangat was-was jika keluar rumah karena sering mendengar banyaknya korban pembegalan di Pekanbaru," keluhnya.
 
Sementara itu, pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Pekanbaru, M Hidayat menilai Pekanbaru belum menjadi kota yang nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak muda. Pasalnya, di kota ini minim sekali fasilitas publik yang dapat dimanfaatkan anak muda untuk menyalurkan kreativitasnya. "Lihat saja taman kota yang ada, kondisinya kurang terawat, sementara di kota-kota lain ada taman-taman iptek, taman kreatif dan sebagainya," kata Hidayat.
 
Karena itu, Hidayat berharap pemimpin Pekanbaru yang akan datang harus sosok pemimpin yang kreatif dan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan generasi muda. "Pekanbaru katanya mau jadi kota metropolitan yang bergerak di bidang perdagangan dan jasa, tapi anak-anak mudanya tidak dirangkul dan difasilitasi untuk kreatif. Padahal kota-kota seperti itu harus mengedepankan ekonomi kreatif," katanya.
 
Dekan Fakultas Komunikasi UMRI, Jupendri yang didaulat menjadi narasumber pada diskusi tersebut menilai apa yang disampaikan para mahasiswa tersebut patut menjadi pertimbangan bagi mereka-mereka yang menyatakan diri maju sebagai calon Walikota. Namun ia sangat menyayangkan para calon yang diundang sebagai narasumber tidak menepati komitmen mereka untuk hadir di acara tersebut.
 
"Saya menyesalkan ketidakhadiran mereka. Terus terang saya jadi meragukan komitmen mereka untuk menjadi pemimpin di Pekanbaru. Belum jadi pemimpin saja mereka sudah tidak menepati janji dan mengecewakan para mahasiswa. Padahal semestinya acara ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk menjelaskan visi mereka dalam membangun Pekanbaru," katanya.
 
Lima bakal calon atau Balon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru yang semula sudah menyatakan kesiapannya hadir adalah Suryadi Khusaini, Ade Hartati, Intsiawati Ayus, Zulfan Hamid dan Agung Nugroho, namun sampai sekarang tak ada seorang pun yang muncul. Sementara sejumlah calon lain yang diundang menyatakan diri tidak bisa hadir dengan berbagai alasan.***
 
 
 
Reporter: Neldi
 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar